Senin, 22 November 2010

Personalia

PERSONALIA

PEMANFAATAN SUMBER TENAGA KERJA DAN KOMPENSASI

> Macam / Jenis Personalia

1. Tenaga Eksekutif merupakan tenaga yang ahli dalam bidangnya, menguasai manajemen dengan baik dan mempunyai fisik kedepan dengan baik pula. Tugas pokoknya adalah mengambil keputusan dan melaksanakan fungsi organik manajemen dengan baik dan mempunyai fisik ke depan dengan baik pula.

2. Tenaga Operatif merupakan tenaga terampil yang menguasai bidang pekerjaannya, sehingga setiap tugas yang dibebankan kepadanya dapat dilaksanakan dengan baik. Tugasnya dibagi menjadi 3, yaitu:

a. Tenaga Terampil (Skilled labor)

b. Tenaga setengah terampil (semi skilled labor)

c. Tenaga tidak terampil (unskilled labor)

> Sumber Tenaga Kerja

1. Dari dalam perusahaan.

2. Teman-teman Para Karyawan.

3. Lembaga Penempatan Tenaga Kerja.

4. Lembaga Pendidikan.

5. Masyarakat Umum.

> Seleksi Tenaga Kerja

1. Penentuan Jenis (kualitas) Tenaga Kerja

a. Batas minimum-maksimum usia

b. Pendidikan minimal yang dimiliki

c. Pengalaman kerja yang telah diperoleh

d. Bidang keahlian yang dimiliki

e. Keterampilan lain yang dimiliki

f. Pengetahuan-pengetahuan lainnya.

2. Penentuan Jumlah Tenaga Kerja

a. Analisa beban kerja yang meliputi : peramalan penjualan (sales forecast), penyusunan jadwal waktu kerja dan dan penentuan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat satu unit barang. Yang merupakan dasar penentuan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan satu beban kerja pada satu periode tertentu.

b. Analisa tenaga kerja untuk menghitung jumlah tenaga kerja yang sesungguhnya dapat tersedia pada satu periode tertentu.

3. Proses Seleksi

a. Pengisian formulir atau pernyotiran lamaran-lamaran yang masuk

b. Wawancara pendahluan

c. Psycho-test

d. Wawancara lanjutan

e. Pengujian referensi

f. Pengujian kesehatan

g. Masa orientasi

> Pengembagan Karyawan

Terdapat 2 metode pengembagan karyawan yakni:

1. Dilaksanakan didalam dan oleh perusahaan sendiri (on the job training)

2. Dilaksanakan diluar perusahaan daan oleh lembaga lain (off the job training)

> Kompensasi

Kompensasi adalah imbalan jasa yang diberikan secara teratur dan jumlsh tertentu olleh perusahaan kepada para karyawan atas kontribusi tenaga yang telah diberikan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Terdapat 3 macam teori upah yakni ekonomi:

1. Teori pasar

Konsep ini menganggap bahwa upah ditentukan oleh hasil proses perundingan antara karyawan sebagai penjual tenaga dengan manajemen sebagai pembelinya.

2. Teori standard hidup

Teori ini menyatakan bahwa upahharus dapat diberikan jaminan kepada buruh untuk menikmati hidup dengan layak, dan pengusaha harus memberikan upah cukup tinggi, memberikan servis lain seperti jaminan hari tua, pendidikan, tabungan dan hiburan.

3. Teori Kemampuan untuk membayar

Teori ini mempunyai anggapan bahwa tingkat pembayaran harus didasarkan pada kemampuan perusahaan untuk membayar.

> Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Upah

Besar kecilnya tingkat upah bagi buruh, dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

1. Pasar tenaga kerja

2. Tingkat upah yang berlaku didaerah yang bersangkutan

3. Tingkat keahlian yang diperlukan

4. Situasi laba perusahaan

5. Peraturan perintah.

> Metode Pengupahan

1. Upah langsung (straight salary)

Merupakan bentuk pembayaran upah yang paling sederhana, pada umumnya, diwujudkan dalam bentuk sejumlah uang yang dibayarkan atas dasar satuan waktu tertentu, harian, bulanan, dan bahkan tahunan.

2. Gaji (wage)

Dasar metode upah ini adalah lama aktu mengerjakan suatu pekerjaan,atau dihitung menurut upah perjam, tanpa memperhatikan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan.

3. Upah satuan (piece work)

Pada metode ini upah yang dibayarkan kepada karyawan menurut jumlah produk yang dihasilkan.

4. Komisi

Merupakan sejumlah uang yang dibayarkan (biasanya didasarkan atas persentase dan harga jual) untuk setiap unit yang dapat diproduksi.

5. Premi shift kerja (shift premium)

Merupakan upah yang diberikan kepada karyawan pabrik yang bekerja diluar jam kerja normal.

6. Tunjangan tambahan (frige benefit)

> Upah insentif

Karakteristik pokok dari upah insentif yang baik adalah:

1. Harus menunjukan penghargaan kepada karyawan atas produktivitas mereka.

2. Harus dapat dipaki untuk mencapai tujuan produktif perkaryawan secara layak.

3. Tambahan upah yang diperoleh karyawan harus paling sedikit diseimbangkan dengan biaya produksi terendah.

Macam-macam Bentuk Upah Insentif

1. Full Participation Plan

Full participation plan merupakan upah insentif bagi karyawan pabrik dimana ekstra pada tugas mereka, dapat m,enghasilkan produksi tambahan.

2. Group Insentif Plan

Insentif ini diberikan kepada sekelompok karyawan, bilamana terbukti mereka dapat menunjukan hasil yang menguntungkan, seperti:

a. Peningkatan produktifitas

b. Penurunan biaya tenaga kerja perunit

c. Perbaikan kualitas produk

d. Pengurangan tingkat kerusakan produk yang dihasilkan.

HUBUNGAN PERBURUHAN

> Hubungan Perburuhan Pancasila

Hubungan perburuhan ini terjadi karena antara buruh disatu pihak dan manajemen dilain pihak, saling membutuhkan satu sama lain. Bilamana terjadi adanya ketidak sepakatan antara buruh dan dimanajemen buruh mempunyai senjata yang dapat digunakan untuk menekan pembicaraan antara mereka yaitu:

1. Bloikot

Pemboikotan dapat dilakukan oleh buruh, misalnya dengan menolak membeli barang-barang hasil produksi perusahaan.

2. Pemogokan

Merupakan cara yang ditempuh oleh buruh, dengan berheni bekerja, baik dalam waktu singkat atau lama, sehingga menurunkan kondisi perekonomian.

3. Penghasutan

Cara ini biasanya dilakukan untuk mendukung, pemogokan yang sudah dilakukan dengan cara mencegah orang lain menjalankan tugas atau mengajak untuk ikut mogok.

4. Memperlambat kerja

Memperlambat kerja ini dapat dilakukan oleh karyawan dengan cara mengurangi tingkat produk yang dihasilkan.

> Perjanjian Kerja Bersama

Hak-hak buruh

Materi yang dicantumkan ke dalam perjanjian kerjasama antara lain:

1. Besarnya gaji/upah minimal yang harus diterima buruh beserta kenaikannya.

2. Tunjangan-tunjangan yang harus diterima

3. Hak untuk mendpat santunan kecelakaan di tempat kerja

4. Hak untuk mendapatkan promosi dengan system penilaian yang adil.

5. Hak untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan melalui program training yang diberikan oleh perusahaan.

6. Mendapatkan pesangon bila ia dipecat atau keluar atas kemauan sendiri (apaun alasannya).

7. Besarnya pesangon.

Kewajiban buruh

1. Datang bekerja tepat pada waktunya

2. Menjaga ketertiban dan suasana kerja serasi

3. Berusaha meningkatkan produktivitas

4. Mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan; mematuhi tata waktu kerja

5. Berusaha untuk slealu dapat meealkukan penghematan untuk dapat menekan biaya produksi

6. Menyumbangkan gagasan-gagasan yang bermanfaat untuk kelancaran jalannya usaha dan penekanan biaya produksi

7. Bekerja sesuai dengan yang digambarkan dalam deskripsi jabatan

Hak Pengusaha

1. Hak untuk mengevaluasikerja karyawan menurut tata cara yang telah disepakati.

2. Hak menentukan / memilih/ seseorang yang dianggap baik untuk menjadi pimpinan.

3. Hak untu menegur/mengarahkan, bilaterdapat karyawan yang dipandang bertindak menyimpang sehingga merugikan perusahaan.

4. Hak member promosi dan devisi kepada karyawan.

5. Hak untuk memecat, sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Kewajiban Pengusaha

1. Memberikan semua hak karyawan yang telah disepakati bersama: gaji ,promosi, santunan, jaminan,dsb.

2. Memperlakukan semua karyawan secara adil

3. Memberikan fasilitas-fasilitas kepada karyawan, tempat ibadah, sekolah, reaksi dsb.

> Macam-macam Perjanjian Kerja

1. Closed shop agreement

Perjanjian kerja semacam ini hanya berlaku bagi para pekerja / buruh yang telah bergabung menjadi anggota serikat buruh saja.

2. Union shop agreement

Persetujuan ini mengharuskan kepada para pekerja untuk menjadi anggota serikat dalam perode waktu tertentu sesudah mereka bekerja.

3. Open shop agreement

Persetujuan ini memberikan kebebasan kepada para angota untuk menjadi atau tidak anggota serikat.

> Konflik dalam Hubungan Kerja

Penyelesaian konflik dapat dilakukan dalam beberapa tahap sbb:

1. Diselesaikan oleh mandor (foreman) sebagai wakil perusahaan, bersama dengan wakil buruh dalam bagian itu.

2. Bilamana dengan cara penyelesaian pertama tersebut mengalami kemacetan, maka masalah tersebut diselesaikan ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu antara kepala bagian dengan wakil buruh bagian yang bersangkutan.

3. Apabila masih terjadi kemacetan, masalah ini diselesaikan pada tingkat lebih tinggi lagi, yaitu oleh manajer sebagai wakil perusahaan dan wakil serikat buruh perusahaan tersebut.

4. Apabila masih belum juga terselesaikan, masalah tersebut dibawa ke perundingan antara wakil perusahaan dan wakil buruh dengan penengah.

5. Apabila belum juga dapat diselesaikan, maka penyelesaian tahap terakhir dilakukan oleh Dewan Arbritasi.

> Perantara Dalam Pemecahan Konflik

1. Konsiliasi

Menunjukan suatu usaha untuk mempertemukan kedua beklah pihak antara buruh dengan pengusaha, untuk membahas dan menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.

2. Mediasi

Pihak ketiga bertindak sebagai mediator hanya berwenang untuk memberikan saran-saran kepada dua belah pihak bagaimana masalah harus diselesaikan.

3. Arbitrasi

Keputusan-keputusan yang diambil oleh arbitrator (belerai), bersifat mengikat kedua belah pihak dan mempunyai kekuatan hukum.

Macam-macam Arbitrasi

1. Arbitrasi sukarela (voluntary arbitration)

Suatu cara pemecahan konflik yang macet, dengan secara sukarela kedua belah pihak membawa masalah tersebut kepada arbitrator.

2. Arbitrasi paksaan (compulsory arbitration)

Suatu keharusan yang berlaku, baik bagi pihak buruh maupun pengusaha, untuk menyelesaikan konflik yang macet (deadlock) dengan melalui arbitrator.

3. Arbitrasi Otomatis (auto arbitration)

Cara ini dilakukan apabila setiap sekali terjadi masalah yang tidak terselesaikan maka langsung dibawa kepda arbitrator, dan biasanya tercantum didalam salah satu dictum pada prjanjian kerja bersama (pkb) yang mereka buat sebelumnya.

> Lembaga-lembaga BIPARTITE dan TRIPARTITE

Lembaga bipartite mendasarkan diri pada pengertian bahwa setiap masalah yang timbul dari hubungan perburuhan merupakan tanggung jawab kedua belah pihak yaitu, pihak buruh dan pengusaha dan harus diselesaikan oleh mereka sendiri.

Lembaga tripartite mendasarkan pada pengertian bahwa setiap masalah yang timbul dari hubungan perburuhan merupakan tanggung jawab buruh , penguasa dan masyarakat yang dalam hal ini diwakili oleh pemerintah.

> Mencegah konflik

1. Melaksankan Lembaga keluhan (grievance) dengan baik

2. Mengadakan survey gairah kerja (morale) secar rutin

3. Menyelenggarakan lembaga bimbingan dan penyuluhan (Guidance & Counseling)

4.Mengikuti sertkan buruh dalam pengambilan keputusan.

Kerupuk Kulit

Proses Pembuatan Kerupuk Kulit
Di Rancang Oleh


Valerian Setia Dharma
Dimas Fahriza Ismail
Muhammad khaidir Fadil
Vivi Julianti

1EB20



Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah S.W.T, yang telah memberikan kesehatan pada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini serta yang menciptakan alam semesta ini. Allah menciptakan manusia dengan akal dan pikiran untuk memenuhi kehidupannya serta dapat mengembangkan teknologi sehingga lebih maju. Semua itu dibutuhkan kemampuan dan belajar. Belajar dan usaha merupakan jalan agar seseorang bisa mencapai tujuannya.
Dalam makalah tentang cara pembuatan kerupuk kulit ini, kami buat dengan materi-materi tentang cara dan langkah-langkah dalam pembuatan kerupuk kulit. Isi makalah ini cukup lengkap dari Langkah awal sampai selesainya proses pembuatan kerupuk kulit.
Agar isi makalah ini dapat mudah di mengerti, kami menyusunnya dengan sistematis dan semenarik mungkin. Akhirnya kami selaku penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfat bagi kita semua, mohon kritik dan sarannya demi kelengkapan makalah ini.

Bekasi, November 2010



Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makalah ini kami buat di dasari karena rasa keingintahuan akan cara membuat kerupuk kulit. Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai macam jenis makanan daerah. Oleh karena itu kami berusaha mencari tahu mengenai pembuatan atau produksi awal kerupuk kulit.

Dari beberapa hasil pencarian kami ketahui bahwa kerupuk kulit berasal dari daerah jawa tengah yaitu Yogyakarta dan sering di pergunakan untuk makanan gudeg dan krecek. Dan kerupuk kulit pun sudah berkembang luas di daerah Indonesia.
Dengan makalah ini, kami juga ingin mengajak kepada masyarakat luas agar kita bisa membuat kerupuk kulit atau membuat usaha seperti ini. dan Jadikanlah usaha seperti ini untuk membuat lapangan pekerjaan yang baru dan bisa mengurangi tingkat pengangguran.
1.2 Tujuan

• Megetahui cara pembuatan kerupuk kulit
• Mempelajari langkah awal dari pembuatan kerupuk kulit

1.3 Manfaat

• Menambah wawasan kita mengenai sebuah pembuatan kerupuk kulit



Daftar Isi

Pendahuluan 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Cara Pembuatan Kerupuk Kulit 4-5
Penutup 6


BAB II
CARA PEMBUATAN KERUPUK KULIT

Kerupuk kulit merupakan salah satu jenis makanan yang berbahan dasar dari kulit sapi atau kerbau.Namun dalam pembuatan bahan dasarnya tidak semua jenis sapi atau kerbau yang bisa diambil kulitnya untuk pembuatan kerupuk kulit ,Karena disini lebih diutamakan sapi atau kerbau yang berumur masih muda dan sapi atau kerbau yang paling bagus untuk bahan dasar pembuatan kerupuk kulit adalah sapi atau kerbau yang berasal dari kupang dan bali.karena selain mudah dalam penggolahanya kerupuk yang dihasilkan juga lebih bagus kualitasnya ,oleh karena itu kulit yang sapi atau kerbau untuk dasar pembutannya tidak boleh sembarangan agar hasilnya memuaskan konsumen apabila ia mengkonsumsinya .
Dalam pembuatan kerupuk kulit juga diperlukan banyak pekerja untuk mendukung hasil produksi . para pekerja sudah mempunyai tugasnya masing-masing. cara pembuatan kerupuk kulit tidak semudah yang kita bayangkan .
Bahan – Bahan : Kulit sapi kupang dan bali
Air mendidih sekitar 1 atau 2 bak
Penggorengan besar dan oven Panjang
Dan alat-alat tajam lainnya
Langkah pertama kulit sapi atau kerbau dipesan dari luar daerah seperti kupang atau bali.
Setelah itu kulit sapi sebagai bahan dasar utama sampai dipabrik para pekerja bersama-sama bergotong-royong untuk membersihkan bulu-bulu yang ada pada kulit sapi dengan cara dipanggang dalam bara atau tungku pembakaran .
Setelah itu kulit sapi terpisah dari bulu-bulunya para pekerja melanjutkannya dengan mencuci kulit – kulit sapi kedalam sebuah wadah yang telah berisi air dan di cuci beberapa kali sampai bersih dan ditiriskan ,
Setelah itu airnya mulai kering kulit pun mulai dipotong kotak-kotak kecil oleh 2 orang pekerja atau lebih untuk yang bertugas memegangi kulitnya agar mudah untuk dipotong.kulit sapi yang telah dipotong diletakan dalam sebuah tempat segi empat memanjang dan siap untuk dijemur diluar pabrik tempatnya dilapangan yang telah disediakan .
Biasanya kulit dijemur dari pagi sampai sore.
Setelah matahari mulai terbenam kulit yang tadi dijemur siap di angkat kedalam pabrik kembali dan digoreng setengah matang dalam minyak yang telah dipanas kan sedikit demi sedikit dan kemudian ditiriskan.
Namun bila tidak ada matahari di siang hari atau pada saat hujan. Pegganti dari pemanasan matahari yaitu dengan menggunakan pemanasan lewat oven yang sudah tersedia oleh pabrik atau produsennya.
Setelah kulit terpisah dari minyak tadi dan didinginkan, kulitpun dimasukan dalam karung yang berukuran 50 kg dan siap untuk dipasarkan. tapi kerupuk kulit yang dihasilkan oleh pabrik baru berbentuk kerupuk kulit setengah jadi .
Bagi para pembeli ,yang ingin menikmati kerupuk kulit terlebih dahulu harus di goreng kembali.biar bisa dikonsumsi oleh keluarga .



PENUTUP
Kesimpulan

Kekurangan dalam proses pembuatan kerupuk kulit :
1. Tempat pembuatan kerupuk kulit(pabrik) kurang diperhatikan kebersihan tempat dan pembuatanya .
2. Para pekerjanya pun juga kurang memperhatikan kebersihan diri Karena para pekerja. bekerja dengan tanpa menggunakan baju.
3. Alat-alat yang digunakan masih manual .
4. Manajemen yang digunakan masih sederhana .
Keuntungan dalam proses pembuatan kerupuk kulit :
1. Biaya yang digunakan masih tebilang murah karena alat-alat yang digunakan cukup sederhana .

Sabtu, 20 November 2010

Pembelanjaan - Bab 8

Pembelanjaan

Arti Pembelanjaan dan Fungsi Manajer
Pembelanjaan adalah sutau usaha menyangkut bagaimana perusahaan harus mengorganisir untuk mendapatkan dana, bagaimana mendapatkan dana, bagaimana menggunakan dana, dan bagaimana laba perusahaan akan didistribusikan.
Jadi pada prinsipnya, pembelanjaan itu menyangkut fungsi perusahaan yang berkaitan dengan pencarian dan penggunaan dana secara efektif dan efisien.
Keputusan tentang sumber dana yang paling baik dan bagaimana dana tersebut harus digunakan, merupakan fungsi yang paling pokok bagi manajer keuangan atau manajer pembelanjaan perusahaan. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa manajer keuangan itu bertanggung jawab baik mengumpulkan maupun mengeluarkan uang. Ia harus mempunyai sejumlah dana untuk membeli dan membayar suatu rekening. Ia juga harus dapat menilai beberapa alternatif sumber dana untuk menentukan salah satu yang dianggap paling ekonomis.
Didalam perusahaan harus dipelihara adanya keseimbangan yang menguntungkan untuk mendukung perkembangannya. Keseimbangan tersebut terjadi antara kekayaan (aktiva lancar dan aktiva tetap) di satu pihak dengan utng dan modal (pasiva) di lain pihak, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Keseimbangan kuantitatif adalah keseimbanagan nilai rupiah atara kekayaan dengan utang dan modal yang memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu. Sedangakan keseimbangan kualitatif merupakan keseimbangan antara elemen-elemen kekayaan dengan elemen-elemen utang dam modal perusahaan.

Penggunaan Dana
Metode penggolongan untuk penggunaan dana ini dibagi menjadi dua, yaitu penggunaan jangka pendek dan penggunaan jangka panjang. Penggunaan jangka pendek dapat ditujukan sebagai aktiva lancar. Aktiva dapat diartikan sebagai elemen kekayaan dan jangka pendek menunjukkan bahwa elemen-elemen tersebut diharapkan dapat ditukarkan menjadi uang tunai/kas dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun. Dana jangka pendek ini sangat penting kegiatan perusahaan sehari-hari, sekaligus menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar.
Investasi yang paling besar dalam perusahaan pada umumnya berbentuk aktiva tetap yang merupakan investasi jangka panjang. Ini berarti bahwa penggunaan jangka panjang tersebut meliputi elemen-elemen yang tidak dapat ditukarkan dalam bentuk kas selama periode satu tahun, seperti tanah, pabrik, dan peralatan.

Penggunaan Dana Jangka Pendek
1. Kas
Sejumlah dana yang ada dalam perusahaan diwujudkan dalam bentuk kas, terutama untuk membayar gaji dan rekening-rekening lainnya. Dari sejumlah kas yang dipegang oleh manajer, tidak selruhnya berwujud uang tunai, tetapi berwujud cek yang setiap saat dapat diuangkan di bank.
Dalam pengelolaan kas terdapat suatu prinsip umum yang harus dipegang oleh manajer. Prinsip tersebut adalah meminimumkan jumlah kas yang diperlukan untuk kegiatan perusahaan dan memaksimumkan jumlah dana untuk investasi yang dapat menghasilkan bunga. Tugas manajer keuangan yaitu mengetahui aliran kas dan anggaran kas. Manajer keuangan bertanggung jawab membuat kepastian bahwa kas selalu tersedia bilaman diperlukan dan memanfaatkan kas untuk memaksimumkan pendapatan bunga.
2. Surat-surat Berharga
Manajer keuangan yang sedang memelihara keseimbangan antara likuiditas dan profitabilitas mempunyai alternatif untuk cenderung memegang jumlah kas yang lebih besar, ia dapat menginvestasikan kas tersebut ke dalam surat-surat berharga yang dapat mengfashilkan bunga. Salah astu jenis surat berharga yang banyak beredar di Indonesia adalah sertifikat deposito (certificates of deposit). Sertifikat deposito merupakan tanda bukti kewajiban membayar yang dikeluarkan oleh bank komersial. Jumlah uang dan jangka jatuh temponya berbeda-beda.
3. Piutang
Untuk mempertahankan pembeli-pembeli yang ada dan untuk menarik pembeli baru, banyak perusahaan yang memberikan atau mengenakan pembayaran secara kredit kepada mereka. Jadi, bagi perusahaan piutang ini sering terjadi dari adanya penjualan kredit kepda pembeli yang jumlahnya dapat mencapai 20% dari seluruh aktiva.
4. Persediaan
Bagi perusahaan yang memelihara sejumlah persediaan barang untuk memenuhi permintaan pembeli secara cepat, harus mempunyai sejumlah investasi di situ. Investasi tersebut dapat dilakukan secara terus menerus dalam bentuk persediaan bahan, persediaan barang dalam proses atau barang setengah jadi dan persediaan barang jadi.

Penggunaan Dana Jangka Pnjang
Untuk perusahaan manufaktur, sebagaian besar investasinya pada umumnya diwujudkan dalam bentuk aktiva tetap jangka panjang. Ini diperlukan untuk mengolah bahan menjadi produk jadi. Aktiva tetap tersebut dapat berupa :
1. Tanah yang dimiliki oleh perusahaan merupakan aktiva tetap dengan jangka waktu yang tidak terbatas. Luas tanah ini tidaka akan berpengaruh pada pajak pendapatan meskipun dapat dikenai dengan pajak yang lain.
2. Bangunan yang dimiliki oleh perusahaan harus ditentukan umurnya. Kemudiaan perusahaan harus menyisihkan sejumlah dana setiap tahun dari penghasilannya. Pada saat bangunan tersebut habis umurnya, perusahaan dapat membeli bangunan baru yang sama dengan menggunakan dana yang sudah berkumpul sekian tahun.
3. Peralatan yang dimiliki peruashaan berupa mesin, alat angkut, dan peralatan lainnya yang dipakai dalam produksi. Semua peralatan tersebut juga perlu disusut karena daya gunanya semakin lama semakin berkurang dan penyusutan ini akan berpengaruh pula pada pembayaran pajak pendapatan.

Analisis Investasi Ktiva Tetap
Setiap investasi dana perusahaan ke dalam aktiva tetap memerlukan suatu analisis. Analisis tersebut bertujuan melihat apakah investasi itu dapat memberi kontribusi yang cukup baik terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Terdapat tiga metode analisis investasi yaitu :
a. Metode net present value (NPV)
b. Metode internal rate of return (IRR)
c. Metode pay off period (POP)
Dua metode pertama, net present value dan internal rate of return mengukur efisiensi investasi dai aspek penggunaan uang, sedang metode ketiga, pay off period mengukur efisiensi dari aspek waktu.
Metode net present value dan internal rate of return dalam penerapannya dipakai konsep time value of money. Konsep bunga berbunga dari uang yang ditanamkan merupakan basis dari masalah time value of money ini.
Berdasarkan konsep berbunga ini, bila waktu berjalan nilai uang akan semakin bertambah. Sebagai contoh, kita mempunyai uang Rp 100.000,00 bila tingkat bunga sebesar 15% per tahun, maka nilai uang setahun mendatang akan menjadi sebesar Rp 115.000,00 pada tahun kedua nilai uang itu akan menjadi Rp 132.250,00.
Masalah time value of money dipengaruhi oleh tiga faktor. Faktor-faktor tersebut adalah :
a. Nilai uang pada saat ini (present value)
b. Nilai uang yang akan datang
c. Tingkat bunga (tingkat of return)

Sumber Dana
Jika ditinjau dari asalanya, sumber dana perusahaan dapat dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu :
1. Berasal dari dalam perusahaan. Pembelanjaan dengan sumber dana dari dalam perusahaan ini disebut pembelanjaan intern, yang meliputi :
• Penggunaan laba perusahaan
• Penggunaan cadangan
• Penggunaan laba yang tidak dibagi/ditahan
2. Berasal dari luar perusahaan. Pembelanjaan dengan sumber dana dari luar perusahaan ini disebut pembelanjaan ekstern, yang meliputi :
• Dana dari pemilik. Dana ini biasanya diwujudkan dalam bentuk saham dan pembelanjaannya disebut pembelanjaan sendiri.
• Dana dari utang/pinjaman yang dapat berupa utng jangka pendek dan utang jangka panjang.

Pemihan Sumber Dana
Ada dua sumber dana yaitu dari dalam perusahaan dan dari luar perusahaan. Berikut beberapa kelebihan dan kelemahan dari kedua sumber dana tersebut.
• Dari dalam perusahaan
Kebaikan :
1. Dapat digunakan sewaktu-waktu
2. Tidak ada kewajiban membayar bunga
3. Tidak ada kewajiban mengembalikan
Kelemahan :
1. Jumlah dana sangat terbatas
2. Perusahaan dihadapkan pada pilihan untuk digunakan sendiri atau digunakan untuk hal lain yang lebih menguntungkan
• Dari luar perusahaan
Kebaikan :
1. Jumlah dana tidak terbatas
2. Dapat diperoleh dari berbagai sumber
3. Bersifat fleksibel
Kelemahan :
1. Perusahaan dikenakan beban utang dan dividen untuk saham
2. Ada kewajiban untuk mengembalikan utang
Masalah pemilihan sumber dana yang harus diatasi oleh perusahaan adalah mngusahakan keseimbangan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Beberapa alternatif yang dapat dipilih adalah :
1. Menggunakan dana intern saja
2. Menggunakan dana ekstern dengan menjual saham
3. Menggunakan dan ekstern dengan mencari pinjaman/kredit
4. Menggunakan dana ekstern dengan menjual saham dan mencari pinjaman
5. Menggunakan dana intern dan ekstern

Sumber Dana Intern
Cara yang paling mudah memenuhi kebutuhan dana perusahaan adalah dengan cara mengambil dana yang sudah tersedia di perusahaan. Tetapi dana intern ini biasanya sangat terbatas. Jika digunakan sendiri kurang menguntungkan, dana intern ini dapat diinvestasikan pada sektor mlain seperti pembelian saham atau obligasi dari perusahaan lain.
Apabila perusahaan menghadapi masalah seperti itu, pemecahannya dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip opportunity cost yaitu dengan memberikan beban bunga pada dana milik sendiri yang dipakai sendiri.

Sumber Dana Ekstern
Pada umumnya kredit dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu :
1. Kredit jangka pendek adalah kredit yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun. Termasuk kredit jangka pendek ini adalah :
• Kredit rekening Koran
• Kredit belening
• Kredit wesel
• Kredit penjual
• Kredit pembeli
• Aksep
2. Kredit jangka panjang adalah kredit yang jangka waktunya lebih dari satu tahun. Termasuk dalam kredit jangka panjang :
• Hipotik
• Obligasi
• Kredit bank
• Kredit dari negara lain

Optimisasi Modal
Sebagai pedoman untuk menentukan batas waktu antara kredit jangka pendek dengan kredit jangka panjang adalah periode satu tahun. Untuk menentukan apakah sebaiknya mengambil kredit jangka pendek atau kredit jangka panjang, perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor berikut ini :
1. Bunga kredit jangka pendek
Biasanya, beban bunga kredit jangka pendek ini lebih besar daripada beban bunga kredit jangka panjang
2. Bunga kredit jangka panjang
3. Bunga simpanan bank
Bunga simpanan bank ini merupakan bunga yang diterima oleh seseorang apabila ia menyimpankan uangnya di bank
4. Jangka waktu pemakaian modal
Jangka waktu pemakaian modal ini bisa dalam beberapa bulan atau bias lebih dari satu tahun
5. Jangka kritis
Yang dimaksud dengan jangka kritis adalah jangka waktu di mana penggunaan modal asing jangka pendek biasanya (beban bunganya) sama besar dengan apabila preusahaan menggunakan modal asing jangka panjang
Adapun kriteria yang bisa dipakai untuk menentukan apakah menggunakan kredit jangka pendek atau kredit jangka panjang ada dua macam yaitu :
a. Jangka kritis
b. Beban bunga
Dari segi beban bunga manakah yang lebih rendah, itulah yang dipakai. Dan harus dihitung pula pemanfaatan modal atau simpanan yang diterima dari modal yang tidak digunakan sejak berakhirnya jangka waktu penggunaan sampai dengan berakhirnya masa kredit.

Kredit Lembaga Keuangan
Kredit yang diajukan oleh perusahaan akan disetujui apabila perusahaan tersebut dianggap “layak” untuk diberi. Hal ini harus dibuktikan dengan suatu studi kelayakan (feasibility study) dan syarat-syarat lain yang biasa disebut dengan 4 C, yaitu :
1. Capital
Capital atau modal ini merupakan salah astu syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Untuk mendapatkan kredit perusahaan sekurang-kurangnya harus memiliki modal sebesar 25% dari jumlah kredit.
2. Capability
Capability ini merupakan kemampuan perusahaan untuk mengangsur atau mengembalikan pinjaman dan membayar bunga. Hal ini dapat dibuktikan dengan neraca perusahaan.
3. Collateral
Collateral ini merupakan syarat di mana setiap kredit yang diterima perusahaan harus dijamin dengan harta tetap sekurang-kurangnya bernilai 150% dari jumlah kredit.
4. Character
Character ini dimaksudkan sebagai sifat pimpinan perusahaan karena dialah yang bertanggung jawab terhadap pengembalian kredit.

Kredit Kelayakan
Kredit ini tidak harus dijamin dengan harta tetap, cukup dengan surat perintah kerja (SPK) dari pemberi kerja (bouwher). Besarnya kredit sangat terbatas, yaitu 30% dari kontrak kerja yang ditandatangani.

Likuiditas Dan Solvabilitas
1. Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya setiap saat.
Pada pokoknya, kewajiban-kewajiban yang harus dapat dipenuhi oleh perusahaan ada dua macam, yaitu :
a. Mampu membayar utang-utangnya pada setiap saat ditagih. Kemampuan ini disebut likuiditas badan usaha
b. Mampu membiayai operasi perusahaan sehari-hari. Kemampuan ini disebut likuiditas perusahaan
Untuk menentukan likuiditas dapatlah digunakan dua rumus berikut, dengan mencari current ratio dan quick ratio.
Rumus Current Ratio = Aktiva Lancar : Utang Lancar
Rumus Quick Ratio = Aktiva Lancar – persediaan : Utang Lancar
Aktiva lancar adalah aktiva/kekayaan peruashaan yang dapat dengan segera dicairkan dalam bentuk uang tunai. Termasuk dalam kategori aktiva lancar ini :
• Kas
• Bank
• Surat-surat berharga
• Piutang
• Persediaan barang
Utang lancar adalah semua utang jangka pendek perusahaan. Tujuan dari quick ratio adalah untuk mengetahui jumlah kekayaan yang dapat dengan cepat dicairkan dalam bentuk uang tunai.
2. Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya pada saat perusahaan dilikuidasi/dibubarkan. Untuk menentukan solvabilitas dapatlah digunakan rumus sebagai berikut :
Solvabilitas = Total Aktiva : Total Utang
Utang perusahaan yang dimasukkan dalam rumus tersebut meliputi baik utang jangka pendek (utang lancar) maupun utang jangka panjang. Sedangkan total aktiva adalah semua kekayaan perusahaan, meliputi aktiva lancar dan aktiva tetap. Ini dapat dilihat dalam neraca sisi debet.
Apabila perusahaan mampu memenuhi semua kewajibannya pada saat dibubarkan, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan solvabel. Sedangkan kalau perusahaan tidak mampu memenuhinya, dikatakan insolvabel.
Dengan demikian, ditinjau dari likuiditas dan solvabilitas, perusahaan mempunyai beberapa kemungkinan :
a. Solvable – likuid
b. Insovabel – likuid
c. Solvabel – illikuid
d. Insolvabel – illikuid

Rentabilitas
Secara umum, rentabilitas ini dapat diartikan sebagai kemampuan menghasilkan laba dari sejumlah dana yang dipakai untuk menghasilkan laba tersebut.
Rentabilitas ini dapat dipakai sebagai alat pengukur untuk mengambil keputusan tentang financial leverage, yaitu masalah apakah di dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan akan menggunakan modal asing (kredit) ataukah modal sendiri. Ada dua macam rentabilitas, yaitu :
1. Rentabilitas Ekonomis
Rentabilitas ekonomi merupakan kemampuan untuk menghasilkan laba dari keseluruhan modal, baik modal asing maupu modal sendiri, yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.
2. Rentabilitas Modal
Rentabilitas modal sendiri merupakan kemampuan untuk menghasilkan laba dari sejumlah modal sendiri yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.
Rentabilitas ekonomis dan rentabilitas modal sendiri mempunyai kaitan yang sangat erat dan saling mempengaruhi dalam setiap keputusan yang diambil. Beberapa kriteria yang dapat dipakai untuk mengambil keputusan itu adalah :
a. Apabila rentabilitas ekonomis lebih kecil dari tingkat bunga modal asing, lebih baik menggunakan modal sendiri, sebab rentabilitas modal sendiri akan lebih besar dibandingkan apabila digunakan modal asing.
b. Apabila rentabilitas ekonomis lebih besar disbanding dengan tingkat bunga modal asing, maka lebih baik digunakan modal asing, sebab rentabilitas modal sendiri akan lebih besar dibandingkan apabila digunakan modal sendiri.

Pasar Surat-Surat Berharga Dan Pasar Modal

1. Saham
Saham merupakan tanda penyertaan di dalam perusahaan. Saham perusahaan ini dapat dibedakan ke dalam dua golongan, yaitu :
a. Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa merupakan bentuk pemilikan tanpa hak istimewa. Artinya, para pemilik akan memperoleh pembagian keuntungan (dalam bentuk dividen) hanya apabila perusahaan memperoleh laba.
b. Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham preferen atau saham dengan preferensi ini merupakan bentuk pemilikan dengan hak istimewa. Hak istimewa yang ada pada pemegang saham preferen ini adalah :
• Pembagian dividen yang didahulukan
• Pembagian dividen kumulatif
• Pembagian kekayaan yang didahulukan
Di samping hak-hak istimewa tersebut, saham preferen ini juga mempunyai kelemahan. Kelemahannya adalah bahwa para pemegangnya tidak memiliki hak suara di dalam rapat pemegang asham, yang biasanya diadakan paling sedikit sekali setiap tahun.

Obligasi
Secara formal obligasi merupakan surat perjanjian utang yang sengaja dikeluarkan oleh perusahaan sebagai salah satu sumber dan ekstern. Adapun sifat-sifat dari obligasi ini adalah :
• Dapat diperjual-belikan
• Terdapat kewajiban untuk mnembalikan pokok pinjamannya
• Terdapat kewajiban untuk membayar bunga
• Terdapat jangka waktu yang pasti
Jenis-jenis obligasi
1. Sesuai dengan pihak yang mengeluarkan
a. Obligasi umum, yaitu obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah
b. Obligasi perusahaan, yaitu obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan umum, perusahaan jawatan, dan perseroan terbatas
2. Sesuai dengan karakter jaminan
a. Obligasi tanpa jaminan, seperti income bond dan debenture bond
b. Obligasi dengan jaminan, jaminan yang bias dipakai di sini antara lain : saham, piutang, rumah, tanah, mesin dll
Selain jenis-jenis obligasi tersebut, masih ada jenis yang lain, yaitu :
a. Coupon bond
b. Registered bond
c. Callable bond
d. Convertible bond

Senin, 15 November 2010

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS - Bab 10

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS

Pengertian
Kata “produksi” sering digunakan dalam istilah membuat sesuatu. Dalam istilah yang lebih luas dan lebih fundamental, produksi dapat diartikan sebagai berikut :
Produksi adalah pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen. Hasil itu dapat berupa barang ataupun jasa.
Dalam artian tersebut, produksi merupakan konsep yang lebih luas daripada pengolahan (manufaktur) karena pengolahan ini hanyalah sebagai bentuk khusus dari produksi. Dengan demikian perusahaan bisnis dapat diartikan sebagai berikut :
Perusahaan bisnis adalah sebuah organisasi/lembaga yang merubah keahlian dan material menjadi barang atau jasa untuk memuaskan para pembeli, serta diharapkan akan memperoleh laba untuk para pemilik.
Istilah “produksi” ini sering dikaitkan dengan istilah “produktivitas”. Meskipun kedua istilah tersebut sangat berkaitan, tetapi akan salah jika menganggap bahwa produktivitas itu merupakan fasilitas produksi yang aktif. Pada pokoknya, produktivitas ini dapat didefinisikan sebagai berikut :
Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa yang diproduksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energy, dan sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut.

Produksi
Kegiatan produksi akan melibatkan pengubahan dan pengolahan berbagai macam sumber menjadi barang dan jasa untuk dijual. Jadi, tanggung jawab manajer produksi adalah membuat keputusan-keputusan penting untuk mengubah sumber menjadi hasil yang dapat dijual. Dua macam keputusan yang diperlukan akan menjadi topik pada pembahasan selanjutnya. Keputusan tersebut adalah :
• Keputusan yang berhubungan dengan disain dari sistem produksi manufaktur
• Keputusan yang berhubungan dengan operasi dan pengendalian sisitem tersebut baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek

Sistem Produksi Manufaktur
Beberapa keputusan untuk jangka panjang yang menentukan disain sisitem produksi adalah tentang :
a. Disain produksi dari barang yang diproses
Dalam bentuk seperti apakah barang dan jasa itu akan dibuat?
b. Pemilihan/penetuan peralatan dan prosesnya
Peralatan seperti apa yang akan dibeli supaya barang atau jasa dapa diproduksi dengan biaya yang minimum?
c. Disain tugas
Bagaimanakah kegitan produksi itu akan dibagi kepada para pekerja menurut keahlian, kesehatan, dan biaya yang diperlukan
d. Lokasi dari fasilitas produksi
Dimanakah fasilitas produksi/pabrik itu akan didirikan dalam kaitannya dengan letak pasar sumber tenaga kerja dan material, pengawasan polusi lingkungan dan faktor-faktor lain?
e. Layout dari fasilitas tersebut
Bagaimanakah sebuah pabrik itu akan dipersiapkan supaya operasinya dapat efisien?
Keputusan-keputusan yang komplek tersebut sangat berkaitan dengan proses pengolahan yang dapat digolongkan menurut 3 macam cara : sifat dari proses tersebut, jangka waktu produksi dan sifat produk yang diproses.
1. Sifat Proses Produksi
Penggolongan proses produksi menurut sifat ini akan menentukan jenis atau bentuk pokok yang dipakai dalam pengolahan suatu produk. Berdasarkan sifatnya, proses produksi dapat dibedakan menjadi 4 macam yakni :
a. Proses ekstraktif
Proses ekstraktif adalah suatu proses produksi yang mengambil bahan-bahan langsung dari alam. Contoh : tambang batu bara, bijih besi, bijih emas dll
b. Proses analitik
Proses analitik adalah suatu proses pemisahan dari suatu bahan menjadi beberapa macam barang yang hampir menyerupai bentuk/jenis aslinya. Contoh : penyulingan minyak
c. Proses fabrikasi
Proses fabrikasi (proses pengubahan) adalah suatu proses yang mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk. Pengubahan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan mesin, gergaji, pengepres dll. Contoh : pembuatan pakaian, sepatu, mebel dll
d. Proses sintetik
Proses sintetik menunjukkan metode pengkombinasiaan beberapa bahan ke dalam suatu bentuk produk. Dalam pengolahan baja, gelas/kaca, produk akhirnya sangat dengan jenis aslinya karena ada perubahan fisik atau kimia

2. Jangka Waktu Produksi
Beberapa macam proses produksi dapat ditentukan menurut periode waktu dalam mana fasilitas produksi digunakan. Dalam hal ini, proses produksi digolongkan menjadi 2 macam, yakni :
a. Proses terus-menerus (continous process)
Istilah proses terus-menerus digunakan untuk menunjukkan suatu keadaan manufaktur dimana periode waktu yang lama diperlukan untuk mempersiapkan mesin dan peralatan yang dipakai. Contoh : produksi mobil dimana perubahan model hanya terjadi sekali dalam astu tahun
b. Proses terputus-putus (intermittent process)
Istilah proses terputus-putus ini terdapat dalam keadaaan manufaktur dimana mesin-mesin itu beroperasi dengan mengalani beberapa kali berhenti dan dirancang lagi untuk membuat produk lain yang berbeda. Contoh : alat-alat untuk pengecoran logam. Setiap saat, bentuk alat ini dapat dirubah

3. Sifat Produk
Proses produksi yang lain dapat ditentukan menurut sifat produknya, jadi melibatkan ada atau tidaknya spesifikasi pembeli suatu produk tertentu. Dalam hal ini, proses produksi dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
a. Produksi standard
Produksi barang-barang yang sering dilakukan oleh produsen adalah produksi standard. Dalam produksi standard ini, sering dihasilkan sejumlah barang untuk persediaan disamping yang dikirimkan kepada pembeli dan penyalur. Contoh : produksi televisi, almari es, sikat gigi dll. Penggunaan produksi standard ini memerlukan sejumlah modal yang besar untuk :
• Memelihara sejumlah persediaan
• Menyediakan fasilitas penyimpanan yang memadai
• Menanggung resiko kemungkinan turunnya harga pasar, kebakaran, pencurian dll
b. Produksi pesanan
Produksi pesanan ini muncul atau digunakan bilamana para pembeli menghendaki adanya spesifikasi tertentu dari produk yang diinginkan, sedangkan kemampuan produksinya sangat terbatas. Contoh : pembuatan pakaian dengan ukuran yang tertentu, mebel untuk keperluan khusus dll

KEGIATAN PRODUKSI
Gambaran Sekilas
Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kegiatan dan pengendalian sistem produksi akan menetukan peningkatan efisiensi operasinya, perencanaan dan pengawasan kuantitas serta kualitas produknya, dan kemampuan sistem tersebut. Dalam hal ini, masalah-masalah yang dihadapi oleh manajer produksi adalah :
• Perencanaan produksi
• Organisasi produksi
• Pengendalian produksi
• Pemeliharaan peralatan
• Pengawasan dan pemeriksaan kualitas

Perencanaan Produksi
Fungsi produksi adalah menciptakan barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada waktu harga dan jumlah yang tepat. Karena itu, agar fungsi produksi dapat berperan dengan baik perencanaan produksi merupakan hal yang penting untuk dilaksanakan. Perencanaan produksi meliputi keputusan-keputusan yang menyangkut dan berkaitan dengan masalah-masalah pokok yang meliputi :
• Jenis barang yang akan dibuat
• Jumlah barang yang akan dibuat
• Cara pembuatan
Perencanaan jenis barang yang akan dibuat terdiri atas 4 tahap, yaitu :
• Tahap pertama, penentuan disain awal yang berupa disain spesifikasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi
• Tahap kedua, penentuan diasin barang yang tepat
• Tahap ketiga, penentuan cara pembuatan yang berupa penetuan urutan proses produksi, tempat kerja dan peralatan yang dipakai
• Tahap keempat pembuatan, merupakan usaha memodifikasi tahap ketiga yang disesuaikan dengan layout, tuntutan kualitas dan mesin/peralatan yang tersedia

Organisasi Produksi
Dalam perusahaan manufaktur, tanggungjawab untuk memproduksi barang berada pada Bagian Produksi. Didalam bagian tersebut terdapat para spesialis yang ahli dalam perencanaan, supervisi, atau pelaksanaan tahap-tahap dalam proses produksi. Besarnya organisasi produksi yang diperlukan dalam kegiatan ini tergantung pada besarnya perusahaan dan kompleknya proses pengolahan yang diinginkan.

Pengendalian Produksi
Pengendalaian produksi merupakan serangkaian prosedur yang bertujuan mengkoordinir semua elemen proses produktif kedalam satu aliran dimana aliran tersebut akan memberikan hasil dengan gangguan minimum, ongkos terendah dan kemungkinan waktu tercepat. Pembahasan masalah pengendalian produksi ini akan dibatasi pada : (a) jenis pengendalian produksi, (b) tahap-tahap dalam pengendalian produksi, dan (c) alat manajemen yang dikenal sebagai Program Evaluation and Review Technique.
a. Jenis-jenis Pengendalian Produksi
Ada 2 macam pengendalian produksi, yaitu order control dan flow control.
• Order control digunakan oleh perusahaan manufaktur yang beroperasi hanya pada waktu menerima pesanan-pesanan pembelinya
• Flow control digunakan dalam pabrik-pabrik yang berproduksi untuk persediaan dan dimaksudkan untuk mempercepat pengiriman barang jadi dari tempat persediaan begitu pesanan pembeli diterima
Prosedur pengendalian dari kedua jenis ini kira-kira sama dan fungsinya adalah untuk menentukan apakah arus material dalam pabrik sudah sesuai dengan waktu yang direncanakan atau untuk menentukan apakah pengangkutan barang jadi ke gudang penyimpanan sudah sesuai dengan waktu yang direncanakan supaya tidak mengganggu penjualannya.
b. Tahap-tahap dalam Pengendalian Produksi
Ada empat tahap dalam pengendalian produksi, yaitu :
• Perencanaan : ini berfungsi untuk memecah pesanan-pesanan dari pembeli dalam beberapa sub-sub bagian yang dicantumkan dalam kartu material yang memuat komponen-komponen jadi ataupun komponen-komponen yang akan diproses lagi.
• Routing : meruapakan suatu usaha untuk menentukan urut-urutan dari proses dan alat-alat yang digunakan dalam proses produksi. Sebelum produksi dimulai, semua masalah tersebut disusun terlebih dahulu dalam route sheet.
• Scheduling : merupakan suatu usaha untuk menentukan kapan produksi akan dimulai dan selesai untuk diserahkan. Schedule ini harus dibuat sebelum produksi dimulai didalam bentuk master schedule yang kemudian dipecah-pecah kedalam schedule-schedule.
• Dispatching : merupakan surat perintah yang berisi wewenang untuk melakukan kegiatan produksi. Surat perintah ini juga dibuat sebelum produksi dimulai dalam bentuk dispatch sheet. Dispatch sheet tersebut memuat beberapa hal tentang pembuatan barang seperti :
I. Barang apa yang harus dibuat dan jumlahnya
II. Disain, ukuran dan bahan yang akan dipakai
III. Mesin dan peralatan yang harus dipakai
IV. Petugas yang harus mngerjakan
V. Kapan harus dimulai dan selesai
VI. Kepada siapa barang tersebut dijual
Terdapat perbedaan urutan tahap pengendalian produksi, antara proses terus-menerus dengan proses terputus-putus. Pada proses terus-menerus, routing diteteapkan terlebih dahulu baru kemudian scheduling dan terakhir dispatching. Hal demikian ini, karena pada proses terus- menerus, routing ditetapkan pada saat perusahaan didirikan dan untuk jangka waktu yang relatif lama.
Sedang pada proses terputus-putus, scheduling ditetapkan lebih dahulu, kemudian menyusul routing dan terakhir dispatching. Hal ini karena pada proses terputus-putus, barang yang dihasilkan tidak selalu sama, baik jenis, kualitas, jumlah maupun waktu penyerahannya. Oleh karena itu, pengaturan waktu penting untuk didahulukan.
Demikian pula dengan routing pada proses terputus-putus, tidak selalu sama. Penetapan routing pada proses ini harus diusahakan untuk dapat memanfaatkan semua faslitas yang tersedia semaksimal mungkin.
Analisis Jaringan Kerja : Metode Jalur Kritis dan PERT
Analisis jaringan kerja (Network Analysis) merupakan tehnik yang berkaitan dengan masalah penetapan urutan pekerjaan yang diarahkan untuk meminimumkan waktu penyelesaian suatu pekerjaan atau proyek, agar dicapai biaya rendah.
Analisis jaringan kerja ini, banyak dipakai pada scheduling dan terkenal dengan Critical Path Method (CPM) dan Program Evaluation Review Technique (PERT). Dalam bahasa kita terkenal dengan nama Metode Jalur Kritis (MJK).
Tehnik semacam ini berguna terutama untuk menggambarkan elemen-elemen dalam situasi yang kompleks untuk tujuan mendisain, merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengambil keputusan.
Dalam PERT khususnya, mempunyai anggapan bahwa waktu untuk melakasanakan suatu kegiatan tidak menentu, sehingga digunakanlah tiga perkiraan waktu, yaitu optimis, pesimis, dan normal.
Untuk lebih memperjelas pengertian tentang tehnik ini perlu diketahui konsep dasar baik dari analisis jaringan kerja maupun MJK dan PERT dalam penerapannya.
Konsep dasar itu adalah sebagai berikut :
1. Jaringan Kerja (Network)
Merupakan satu seri (rangkaian) aktivitas yang bersambung dalam menghasilkan barang atau jasa, yang terarah kepada usaha pencapaian tujuan usaha. Dua hal penting untuk diketahui dalam jaringan ini adalah aktivitas (activity) dan kejadian (event). Yang dimaksud dengan aktivitas adalah kegiatan untuk menyelesaikan suatu bagian dari pekerjaan yang membutuhkan satu waktu tertentu. Sedang kejadian adalah saat mulanya atau berakhirnya aktivitas. Kejadian paling akhir tidak dapat terjadi sebelum aktivitas-aktivitas sebelumnya selesai. Antara event mulai dan event penyelesaian dihubungkan dengan aktivitas. Hubungan antara berbagai event, setiap bagian pekerjaan sampai dengan penyelesaian paling akhir, akan membentuk suatu diagram jaringan kerja (network diagram).
2. Jalur Kritis (Critical Path)
Jalur kritis adalah jalur yang terpanjang dalam menyelesaikan satu rangkaian pekerjaan sampai selesai. Pada contoh dimuka ada empat jalur untuk menyelesaikan pekerjaan sebagai berikut :
a. A – B – H memerlukan waktu selama 4 + 5 + 7 = 16 satuan waktu
b. B – F – H memerlukan waktu selama 2 + 2 + 7 = 12 satuan waktu
c. B – F – I memerlukan waktu selama 3 + 3 + 5 = 11 satuan waktu
d. C – G – I memerlukan waktu selama 6 + 8 + 5 = 19 satuan waktu
Dengan demikian, jalur kritis pada ramgkaian kerja ini adalah C – G – I, atau yang dapat ditulis pula dengan 1 – 4, 4 – 6, 6 – 7 dengan waktu selama 19 satuan waktu, yang merupakan waktu maksimum untuk menyelesaikan seluruh rangkaian kerja tersebut. Jalur kritis ini perlu mendapatkan perhatian serius mengingat beberapa hal berikut :
a. Jalur kritis menyoroti aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan dengan ceoat, bilaman diinginkan waktu penyelesaian yang lebih pendek.
b. Setiap penundaan pada setiap aktivitas yang masuk dalam jalur kritis akan menyebabkan penundaan penyelesaian seluruh rangkaian pekerjaan.
c. Setiap perencanaan pendahuluan dan perbaikan sepanjang jalur kritis mungkin akan menyebabkan jalur lain menjadi kritis.
Secara tegas diketahui, jalur kritis lebih mengarahkan perhatian menajemen pada situasi yang penting, memusatkan perhatian pada kemacetan dan menghilangkan hal-hal yang tidak perlu pada jalur lain yang tidak akan dapat mempercepat penyelesaian seluruh rangkaian pekerjaan.
Aktivitas Semu (Dummy)
Salah satu faktor yang perlu mendapatkan perhatian pada setiap penyusunan diagram jaringan kerja adalah aktivitas semu. Yang dimaksud dengan aktivitas semu adalah suatu aktivitas dalam jaringan kerja yang membutuhkan nol satuan waktu. Aktivitas semacam ini menggambarkan hubungan antara satu event yang lebih dahulu dengan dua event berikutnya meskipun tidak asling bergantung satu sama lain.

Keterbatasan-Keterbatasan Metode Jalur Kritis (MJK)
Faktor-faktor yang membatasi penerapan metode jalur kritis adalah :
1. MJK mendasarkan diri pada asumsi bahwa penyelesaian aktivitas dapat diketahui dengan tepat pada setiap waktu. Hal demikian ini tidak mungkin terjadi pada kehidupan negara.
2. MJK tidak memasukkan gagasan analisis statistik dalam menetukan perkiraan waktu.
3. MJK merupakan model perencanaan statik dan bukannya alat kontrol dinamik.

Program Evaluation and Review Technique (PERT)
Kenyataan menunjukkan bahwa kehidupan sehari-hari selalu bersifat dinamik. Sehingga dengan demikian, sebagaimana telah berkali-kali sisebutkan dimuka deadaan masa yang akan adtang tidak menentu (uncertain).
Untuk mengatasi keterbatasan yang disebutkan diatas, diciptakan satu model, sebagai perubahan konsep MJK dengan memasukkan beberapa hal seperti :
1. Teori probabilitas yang berguna untuk memperjitungkan ketidakpastian masa yang akan datang.
2. Gagasan analisis statistik untuk memperkirakan standard penyimpangan waktu penyelesaian keseluruhan pekerjaan.
3. Membuat model baru sebagai alat kontrol yang dinamik.
Didalam PERT digunakan 3 macam perkiraan waktu yaitu :
• Waktu yang paling optimis (Wo) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian yang paling pendek, jikalau semua pekerjaan berjalan dengan lancar.
• Waktu yang paling pesimis (Wp) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian yang paling panjang, dengan memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan penundaan.
• Waktu normal (Wn) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian sebagaimana biasa terjadi.

Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Bahan baku merupakan masalah yang cukup dominan dibidang produksi. Perusahaan selalu menghendaki jumlah persediaan yang cukup agar jalannya produksi tidak terganggu. Kata cukup disini tidak berarti bahwa persediaan bahan harus dalam jumlah besar. Persediaan dalam jumlah yang besar mengandung banyak resiko seperti :
a. Resiko hilang adn rusak
b. Biaya pemeliharaan dan pengawasan tinggi
c. Resiko using
d. Uang yang tertanam dipersediaan terlalu besar
Dengan demikian jumlah persediaan yang harus ada tidak terlampau besar dan tidak pula terlalu kecil. Persediaan yang terlalu kecil mengandung resiko kehabisan persediaan yang dapat merugikan perusahaan.
Jumlah persediaan yang tepat dapat ditentukan dengan jalan menghitung jumlah persediaan yang paling ekonomis. Jumlah yang ekonomis itu dipengaruhi oleh besar kecilnya jumlah pemesanan. Dengan kata lain untuk mencapai biaya persediaan yang optimal, maka perusahaan harus melakukan pemesanan-pemesanan seekonomis mungkin. Jumlah pemesanan yang ekonomis ini menjadi indikator jumlah persediaan yang tepat. Jumlah pemesanan yang ekonomis dipengaruhi oleh empat faktor yaitu :
a. Jumlah kebutuhan bahan baku per tahun
b. Biaya pemesanan
c. Biaya penyimpanan
d. Harga bahan baku
Biaya pemesanan, jika dikaitkan dengan besarnya persediaan, mempunyai ciri yang berlawanan deibanding dengan biaya penyimpanan. Semakin besar volume persediaan akan membuat semakin kecil biaya pemesanan, Karena frekuensi pemesanan yang semakin jarang. Sebaliknya, maikin besar volume persediaan, maka biaya penyimpanan akan semakin besar pula. Ciri demikian ini merupakan dasar penghitungan jumlah pemesanan yang paling ekonomis.

Pemeliharaan Peralatan
Di bidang aktivitas produksi, fungsi pemeliharaan dari perbaikan peralatan sangat memegang peranan. Bilamana hal ini diabaikan, maka akibatnya perusahaan akan menderita rugi yang tidak kecil.
Kerugian yang diderita oleh perusahaan karena kelalaian mengadakan pemeliharaan peralatan disebabkan antara lain :
1. Kerusakan peralatan yang sudah cukup parah sehingga menyebabkan biaya perbaikan menjadi mahal
2. Kerugian karena berhentinya sebagian atau keseluruhan kegiatan produksi
3. Kerugian karena keterlambatan pengiriman barang kepada konsumen sehingga menyebabkan turunnya pendapatan perusahaan
4. Perusahaan terpaksa harus membayar claim karena penyerahan yang tidak tepat
5. Menimbulkan keengganan pelanggan untuk kembali memesan ke perusahaan karena dianggap tidak menepati janji
Masalah pemeliharaan ini bagi pimpinan perusahaan sangat membingungkan karena di satu pihak, penting dan di pihak lain tidak, biayanya sulit diukur dan tidak produktif.
Pada umumnya, biaya pemeliharaan itu dari tahun ke tahun selalu cenderung naik, hal ini disebabkan 3 hal berikut :
• Selalu terdapat kenaikan yang ajeg pada kecepatan pengoperasian peralatan, kecepatan toleransi dan spesifikasi produk yang dibuat
• Adanya kecenderungan untuk memsang alat kontrol otomatis dan alat-alat pembantu lainnya, sebagai akibat dari pengembangan teknologi
• Peralatan baru biasanya lebih mahal karena adanya pengaruh perubahan harga dan perkembangan peralatan itu sendiri, dan agar supaya kenaikan biaya tidak merubah unit cost terlalu meyolok, maka mesin baru diusahakan untuk bekerja lebih lama, lebih produktif atau justru keduanya

Organisasi Pemeliharaan Peralatan
Terdapat dua sistem untuk mengorganisasi pemeliaharaan ini yaitu :
a. Di desentralisir menurut pusat biaya atau departemen
Keuntungan :
• Tenaga mekanik akan mengerti betul penggunaan dan karakteristik alat-alat yang harus mereka pakai
• Mempermudah pimpinan mengarahkan orang-orang untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang harus cepat selesai
• Kontrol pemeliharaan dapat lebih ditingkatkan, sehingga perbaikan-perbaikan besar dapat lebih diperkecil
Kelemahan :
• Fleksibilitas sangat rendah
• Terdapatnya duplikasi tenaga kerja
b. Sentralisasi
Dalam perusahaan hanya terdapat satu bagian yang khusus menangani perbaikan dan pemeliharaan peralatan.
Keuntungan :
• Tidak terdapat duplikasi alat-alat, tenaga kerja dan persediaan suku cadang
• Fleksibilitas yang tinggi
Kelemahan :
• Memerlukan tenaga kerja yang dapat menangani berbagai bidang atau memerlukan tenaga spesialisasi cukup banyak
• Memerlukan perencanaan, pengaturan jadwal waktu dan pembagian tugas yang efektif agar pemeliharaan dapat dilaksanakan dengan efisien
• Sulit untuk menetapkan pembagian tugas dengan baik pada pekerjaan-pekerjaan yang harus didahulukan dan diselesaikan dengan segera
• Beban pekerjaan bagian pemeliharaan semakin berat
Program pemeliharaan peralatan itu antara lain meliputi :
1. Penyusunan yang meliputi penentuan tugas-tugas yang akan dilakukan, prioritasnya dan tenaganya
2. Mengatur jadwal waktu dan beban pekerjaan sesuai dengan skala prioritasnya
3. Mengatur kartu perintah kerja dan kartu pemeliharaan setiap peralatan untuk mengawasi keajegan pemeliharaan dan suku cadang yang diganti
4. Mengatur penggunaan suku cadang dengan memakai kartu kendali untuk mempermudah administrasi gudang
5. Mengatur program latihan (training) untuk meningkatkan keterampilan kerja
6. Menagatur distribusi waktu kapan peralatan diperbaiki dengan memperhitungkan kerugiannya