Bio informatika adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari penerapan
teknik komputasi untuk diterapkan dalam pengelolaan dan analisis
biologis. Bidang ini mencakup penerapan dalam ilmu matematika,
statistika dan informatika untuk memecahkan masalah biologis, terutama
dalam hal DNA dan asam amino serta informasi yang terkait dengan kedua
hal itu.
Sejarah
Bioinformatika dikemukakan pada tahun 1980-an, dimana pada masa itu
komputer mulai digunakan dalam analisis yang bersifat biologis, tetapi,
bioinformatika sudah diterapkan sejak tahun 1960-an. Bioinformatika
pertama digunakan untuk mengungkap sekuens biologis pada protein.
Bioinformatika dalam Dunia Kedokteran
1. Bioinformatika dalam bidang klinis
Perananan Bioinformatika dalam bidang klinis ini sering juga disebut
sebagai informatika klinis (clinical informatics). Aplikasi dari
clinical informatics ini adalah berbentuk manajemen data-data klinis
dari pasien melalui Electrical Medical Record (EMR) yang dikembangkan
oleh Clement J. McDonald dari Indiana University School of Medicine pada
tahun 1972 [5]. McDonald pertama kali mengaplikasikan EMR pada 33 orang
pasien penyakit gula (diabetes). Sekarang EMR ini telah diaplikasikan
pada berbagai penyakit. Data yang disimpan meliputi data analisa
diagnosa laboratorium, hasil konsultasi dan saran, foto ronsen, ukuran
detak jantung, dll. Dengan data ini dokter akan bisa menentukan obat
yang sesuai dengan kondisi pasien tertentu. Lebih jauh lagi, dengan
dibacanya genom manusia, akan memungkinkan untuk mengetahui penyakit
genetik seseorang, sehingga personal care terhadap pasien menjadi lebih
akurat.
2. Bioinformatika untuk identifikasi agent penyakit baru
Bioinformatika juga menyediakan tool yang esensial untuk identifikasi
agent penyakit yang belum dikenal penyebabnya. Banyak sekali
contoh-contoh penyakit baru (emerging diseases) yang muncul dalam dekade
ini, dan diantaranya yang masih hangat di telinga kita tentu saja SARS
(Severe Acute Respiratory Syndrome).
3. Bioinformatika untuk diagnosa penyakit baru
Untuk penyakit baru diperlukan diagnosa yang akurat sehingga bisa dibedakan dengan penyakit lain.
Diagnosa yang akurat ini sangat diperlukan untuk penanganan pasien
seperti pemberian obat dan perawatan yang tepat. Jika pasien terinfeksi
virus influenza dengan panas tinggi, hanya akan sembuh jika diberi obat
yang cocok untuk infeksi virus influenza. Sebaliknya, tidak akan sembuh
kalau diberi obat untuk malaria. Karena itu, diagnosa yang tepat untuk
suatu penyakit sangat diperlukan.
4. Bioinformatika untuk penemuan obat
Usaha penemuan obat biasanya dilakukan dengan penemuan zat/senyawa
yang bisa menekan perkembangbiakan suatu agent penyebab penyakit. Karena
banyak faktor yang bisa mempengaruhi perkembangbiakan agent tersebut,
faktor-faktor itulah yang dijadikan target. Diantara faktor tersebut
adalah enzim-enzim yang diperlukan untuk perkembangbiakan suatu agent.
Langkah pertama yang dilakukan adalah analisa struktur dan fungsi
enzim-enzim tersebut. Kemudian mencari atau mensintesa zat/senyawa yang
bisa menekan fungsi dari enzim-enzim tersebut. Penemuan obat yang
efektif adalah penemuan senyawa yang berinteraksi dengan asam amino
yang berperan untuk aktivitas (active site) dan untuk kestabilan enzim
tersebut.
Sumber
http://bio.takara.co.jp/catalog/
http://id.wikipedia.com/bioinfomatika.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar