Rabu, 14 Maret 2012

Contoh Cinta Persaudaraan

A. Cinta Persaudaraan

Cinta persaudaraan (agape = bahasa Yunani) diwujudkan manusia dalam tingkah atau perbuatannya. Cinta persaudaraan tidak mengenal adanya batas-batas manusia berdasarkan suku bangsa atau agama. Dalam cinta ini manusia sama sebagai makhluk ciptaan Allah. Atas dasar cinta yang demikian seseorang tidak mempunyai pamrih untuk berbuat baik kepada sesamanya.

Contoh dari Cinta Persaudaraan :

1. YAYASAN BUDDHA TZU CHI INDONESIA

Tzu Chi menjalankan bakti sosialnya selama 43 tahun. Selama itu yayasan ini telah membantu banyak manusia terutama di dalam bidang kemanusiaan.
Tzu Chi bagaikan samudera luas yang mampu menampung seluruh aliran anak sungai, semua orang dengan usia, pengetahuan, profesi, dan latar belakang yang berbeda-beda dapat membuktikan kekuatan dari (sirkulasi kebajikan), dapat ikut bergabung ke dalam barisan (memberikan kasih sayang), dan merasakan kepuasan dari implementasi sikap “melakukan dengan ikhlas dan menerima dengan sukacita”. Baik yang berada di setiap pelosok Taiwan, atau yang berada di kediamannya di luar negeri, semua insan Tzu Chi selalu dengan senang hati dan tanpa menyesal, berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pemberian bantuan kemiskinan dan darurat, perlindungan kesehatan, memperkokoh dasar pendidikan dan kegiatan sosial budaya.

2. SEKOLAH DARURAT KARTINI

Sekolah Darurat Kartini adalah lembaga pendidikan semiformal yang didirikan Sri Rosiati dan Sri Irianingsih, lebih dikenal dengan Ibu Kembar pada 1996. Sekolah yang didirikan karena rasa peduli dan cinta kasih mereka terhadap sesama. Disaat yang lain hanya berbicara tentang perbaikan dan hak pendidikan setiap anak bangsa, mereka berbuat dengan mendirikan lembaga pendidikan bagi mereka yang tidak punya biaya. Inilah bentuk dari cinta persudaraan, cinta yang berdasarkan hati untuk berbuat sesuatu terhadap sesama.

3. CINTA KITA TERHADAP SESAMA MUSLIM

“Anas r.a berkata bahwa Nabi SAW. Bersabda, “Tidaklah termasuk beriman seseorang diantara kamu sehingga mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri.” ( H.R Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i )

Seorang mukmin yang ingin mendapatkan rida Allah SWT. Harus berusaha untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang diridai-Nya. Salah satunya adalah mencintai sesama saudaranya seiman seperti ia mencintai dirinya, sebagaimana dalam hadist diatas.

Namun demikian hadist tidak dapat diartikan bahwa seorang mukmin yang tidak mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri berarti tidak beriman. Maksud pernyataan pada hadist diatas. “Tidaklah sempurna keimanan seseorang “, jika tidak mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri. Jadi, haraf nafi pada hadist tersebut berhubungan dengan ketidaksempurnaan.

Salah satu tanda kesempurnaan iman seseorang mukmin ialah mencintai saudaranya sendiri sebagaiman ia mencintai dirinya sendiri. Hal itu direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan berusaha untuk menolong dan merasakan kesusahan maupun kebahagiaan saudaranya seiman yang didasarkan atas keimanan yang teguh kepada Allah SWT.

Dia tidak berfikir panjang untuk menolong saudaranya sekalipun sesuatu yang diperlukan saudaranya adalah benda yang paling dicintainya. Sikap ini timbul karena ia merasakan adanya persamaan antara dirinya dan saudaranya seiman.


Ulasan menurut saya

kita sebagai manusia yaitu makhluk sosial yang artinya kita tidak bisa berdiri dengan sendiri. maka dari itu kita harus saling cinta terhadap sesama tidak memandang ras,agama,budaya dan apapun. agar kita semua dapat bersatu dalam memerangi suatu masalah yang menyangkut tentang bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar